Sabtu, 28 November 2009

Di Arena Konferda PGRI

Rangkaian Foto Konferda PGRI kabupaten Pekalongan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Pekalongan di Kajen tanggal 21 Nopember 2009 lalu. Berbagai agenda dibahas.....(bersambung)















Sabtu, 31 Oktober 2009

Ayo Memotret

Bulan lalu saya membeli kamera digital seharga tiga juta setengah di Pertokoan Glodok Jakarta, titip sama teman yang mondar-mandir Pekalongan-Jakarta. Dikiranya Pekalongan-Jakarta kok kayak Sragi-Comal saja, tiap minggu pasti PP untuk kulakan apa saja yang bisa dijual, ya laptop, ya HP, ya kamera, ya......VCD porno kadang !. Tapi buat konsumsi pribadi dia, jadi ya nggak apa-apalah wong dia yang nanggung dosanya sendiri.

Nah, ini kamera bisa zoom pakai optik sampai 18X. Resolusinya 8 MP, focal length-nya terhitung memuaskan, lensanya masih di bawah standar Sony (Sony kan pakai Carl Zeiss), namun ya itu, saya pilih dia karena setelah baca referensi sana sini kok terhitung kualitet dengan harga yang murah. Akhirnya saya beli ini. Nanti rencananya pas libur semester, saya sama dua teman guru esde di Paninggaran dan Kedungwuni mau jalan-jalan seminggu menjelajah seantero jagat Pekalongan, mau melanglang dari dusun ke dusun, dari desa ke desa. Buat apa ? cari janda kembang ?.....bukan donk, tapi mau cari tempat-tempat yang mengesankan untuk diperkenalkan pada publik bahwa Pekalongan itu kaya akan kreasi, budaya, seni, hasil alam, dan pesona wisata. kalau sudah terkumpul bahannya, baru masuk penggarapan grafisnya. Kalau sudah semua, rencananya mau dibukukan biar bisa beredar di sekolah-sekolah sebagai buku perpust.

Tentu semingu melanglang Pekalongan dari Petungkriyono sampai Wonokerto itu akan memakan biaya banyak apalagi bertiga, tentu jawabnya iya. Tapi ada sponsor. Orang penting juga beliau ini. Beliau senang dengan anak-anak muda yang kreatif (lho kami ini masih muda, jangan salah itu). Bersambung......

Tambah Mumet , tambah income

Judulnya memang tambah mumet. Tambah mumet kenapa ?. Ini yang mau saya ceritakan sama panjenengan semua. Semester depan itu kuliah saya yang S1 PGSD sudah menginjak semester terakhir. Ada tugas akhir yang mesti saya rampungkan. Sudah kebyang mumetnya kayak apa, e....lha kok teman-teman pada minta belas kasihan sama saya, "Aduh Den Bagus (panggilan untuk saya ya gitu itu), mbok saya ditolongi ikut dibuatkan tugas akhir dan serombongannya.....tolong ya Den, kasihan saya to, saya kan......". Masih panjang bujuk rayunya. saya jadi melongo lagi.
Lha wong merampungkan kerjaan diri saja masih belum kejuntrung restingnya, lha ini kok ketambahan wadya bala pengais belas kasih. Kalau dihitung, hmmmmm......satu....sebelas.....dua lima....eeeeee.....lha kok membuncit di penghitungan lima dua ! blaik tenan iki. (bersambung)